Ketika mendengar nama spesies ikan hiu, mungkin yang terbesit di benakmu adalah predator paling mematikan di laut setelah ikan paus. Seolah-olah hiu terdengar seperti “singa” di habitat air.
Tapi, tahukah kamu, kalau pemancingan yang kian agresif kini mengancam spesies hiu menuju kepunahan? Ada lima alasan mengapa hiu berada dalam masa-masa sulit sekarang ini. Dan, rata-rata disebabkan karena ulah manusia.
Setelah beberapa puluh tahun mempertahankan praktik anti-hiu, situasi kini berubah jadi mimpi buruk. Hiu terus diburu dan jadi komoditas hewan laut yang menjanjikan. Berikut lima alasan mengapa hiu benar-benar menuju kepunahan, seperti dikutip dari unikgaul.com
1. Industri pemancingan ikan
Lebih dari 60 tahun terakhir, populasi hiu di dunia turun drastis. Perikanan komersial menargetkan hiu di posisi pertama. Bukan apa-apa, mulai dari sirip, daging, minyak ikan, hingga tulang rawan ikan hiu laris di pasar dengan harga tinggi.
2. Dibunuh tak sengaja
Bycatch adalah bagian dari hasil tangkapan yang tidak ditargetkan atau tidak sengaja tertangkap lalu dibunuh oleh nelayan komersial. Pada dasarnya, hal ini tidak diatur dan tidak pernah dilaporkan. Alhasil, banyak spesies hiu kecil yang mati sia-sia.
3. Harga jual sirip tinggi
Harga sirip hiu meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Asal kamu tahu, perdaganga sirip hiu di pasar global minimal berkisar Rp4-5 triliun per tahun. Menggiurkan bukan? Sirip hiu utamanya dipakai untuk hidangan sup sirip hiu di Asia.
4. Minim perhatian
Secara global, pengelolaan spesies hiu tidak cukup memadai untuk melindungi populasi sang predator. Konservasi dan manajemen perlindungan hiu minim tindakan di berbagai tingkatan, mulai dari domestik, regional, sampai internasional.
5. Mendapat cap buruk
Hiu kerap mendapat cap buruk dari manusia dan sering digambarkan sebagai pembunuh yang mematikan dalam film-film. Tapi, sebenarnya hiu memainkan salah satu peran terpenting dalam rantai makanan laut. Cap buruk ini membuat hiu seolah-olah lumrah untuk dibunuh. Padahal, berkurangnya populasi mereka meningkat gangguan keseimbangan ekosistem laut yang sehat.