Ada yang percaya kalau batu akik membawa pamor atau energi. Kisah ini menggaung di tengah para pemburu batu akik. Bicara soal energi itu, dari kacamata ahli geologi, setiap benda dari alam memang memancarkan energi. Bagaimana ceritanya?
“Setiap benda menyimpan energi, begitu juga batu. Contoh gampang radioaktif punya radiasi positif dan negatif, dulu kita (museum) punya, disimpan khusus, tidak boleh langsung kena tangan,” ujar Kepala Museum Geologi Bandung Sinung Baskoro ditemui detikcom di Museum Geologi, Jalan Diponegoro.
Ia kembali mencontohkan seperti batu fosfor, di mana setelah disorot oleh cahaya dengan jangka waktu tertentu,lalu dibawa ke tempat gelap, batu itu akan mengeluarkan cahaya.
Sinung juga menuturkan soal batu kecubung ungu dan giok yang banyak diyakini memiliki energi.
“Kecubung dipercaya sebagai pangasih, daya pikat. Bukan hanya dipakai oleh raja-raja, tapi semua. Lalu batu giok, yang dimanfaatkan orang Cina dari dulu untuk menyeimbangkan yin dan yang. Batu itu mengandung elektromagnetik yang bisa berfungsi mengembalikan kondisi magnet tubuh kita kita. Orang letih, loyo, dan tidak semangat, itu bisa jadi terganggu medan magnetnya,” ujarnya.
“Dan harus diingat pula, energi yang keluar belum tentu sama antara seseorang dengan yang lainnya. Jadi cocok-cocokan. Sama seperti obat. Jadi sebenarnya tergantung sugesti juga,” tambah Sinung yang mengaku senang dengan batu akik namun tak memakainya.
Cara Mengetahui Energi di Batu Akik
tidak semua batu memiliki energi. Ada juga yang tidak memancarkan energi.
Untuk mengetahuinya, kata Sinung, cara yang gampang adalah dengan menggunakan batu untuk mengaplikasikan handphone touch screen.
“Kalau aplikasi handphonenya bisa terbuka atau bergeser,itu berarti batunya ada energi. Atau menempatkan batu itu di laptop pas bagian mindahin kursor. Kalau kursornya bergerak, berarti baru itu ada energinya,” terangnya.
“Dan harus diingat pula, energi yang keluar belum tentu sama antara seseorang dengan yang lainnya. Jadi cocok-cocokan. Sama seperti obat. Jadi sebenarnya tergantung sugesti juga,” tambah Sinung yang mengaku senang dengan batu akik namun tak memakainya.
Diakuinya soal ini, masih terjadi pro dan kontra di kalangan ilmuwan. Banyak orang yang menganggap soal ini merupakan metafisik.
Ia mengingatkan, jangan pernah menganggap batu akik itu segalanya. Dia mencontohkan saat ada seseorang yang menggunakan batu bacan banyak di tubuhnya.
“Karena dia meyakini saat stroke sembuh dengan bacan. Jadi sekarang pakai cincin bacan banyak, kalung juga. Kalau itu nanti jatuhnya takut syirik,” ia mengingatkan.