Arthur Koestler The Thirteenth Tribe foto www.darkmoon.me
Oleh : Ansara
Selama
ini kita mengenal ada 12 suku bangsa Yahudi yang berasal dari keturunan
nabi Jacob (Israel). Dulu Jacob membagi tanah Canaan (Palestina) untuk
ke 12 anaknya yaitu: Reuben, Simeon, Levi, Judah, Gad, Asher, Dan,
Naphtali, Issachar, Zebulun, Joseph, Benyamin. Tapi Levi dan Joseph
(nabi Yusuf) tidak mendapat pembagian tanah itu karena Levi memegang
jabatan pendeta tertinggi dan pendeta tidak berhak atas tanah. Sementara
bagian untuk Joseph diwariskan pada kedua anaknya Mannaseh dan Ephraim.
Jadi keduabelas anak yang dapat bagian tanah Palestina itu adalah :
Reuben, Simeon, Judah, Gad, Asher, Dan, Naphtali, Issachar, Zebulun,
Mannaseh, Epraihm dan Benyamin. Keduabelas turunan nabi Jacob inilah
yang dikenal sebagai 12 suku Israel dan menjadi nenek moyang bangsa
Yahudi.
Ketika
Palestina diserang oleh bangsa Assyria konon hanya 2 suku (Judah dan
Benyamin) yang bertahan dari serangan itu sementara 10 suku lainnya
(Reuben, Simeon, Isaschar, Zebulon, Gad, Asher, Dan, Naptali, Mennaseh,
Epraihm) dianggap musnah. Mungkin 10 suku yang tercerai berai karena
serangan itu ada yang selamat dan bertahan hidup tapi keberadaan ke 10
suku yang hilang itu hingga saat ini masih menjadi misteri. Pada masa
pendudukan Romawi di Palestina, sebagian besar bangsa Yahudi yang
tersisa berdiaspora ke berbagai belahan dunia terutama ke Eropa sebelum
akhirnya kembali ke Palestina.
Bangsa
Yahudi sendiri dibagi dalam 2 Kelompok besar yaitu, kelompok yang
berasal dari Rusia dan Eropa timur disebut Ashkenazim sementara yang
berasal dari Spanyol disebut Sephardim. Ada juga beberapa kelompok kecil
yaitu yang berasal dari Timur Tengah disebut Mizrahim. Tapi dari seluruh kelompok Yahudi yang ada didunia saat ini, lebih dari 90% didominasi oleh Ashkenazim.
Pada
tahun 1976, Arthur Koestler seorang Ashkenazi, menulis buku tentang
bangsa Khazar yang disebutnya sebagai suku ke 13 Yahudi karena sebagaian
besar penduduk Khazaria beragama Yahudi. Bangsa Khazar sendiri berasal
dari campuran bangsa Ugyur (Turki), Magyar (Hungaria) dan Hun yang
mendirikan kerajaan Khazaria diwilayah Utara Kaukasus diantara laut
hitam dan laut Caspia. Bagaimana kisahnya hingga bangsa Khazar ini
menganut agama Yahudi? Sebelum membahas tentang sejarah bangsa Khazar
ada baiknya kita mengenal Arthur Koestler terlebih dahulu.
Biografi Singkat Arthur Koestler
Arthur
Koestler anak tunggal dari keluarga kelas menengah Yahudi yang lahir di
Budapest Hungaria tanggal 5 September 1905. Tahun 1922, Koestler kuliah
di Sekolah Tinggi Tehnik Vienna, Austria. Sejak kuliah Arthur tertarik
pada Zionism dan aktif dalam kelompok Zionist. Pada tahun 1927, Koestler
pindah ke Palestina dan mulai karir sebagai jurnalis. Tahun 1930,
Koestler pindah ke Berlin karena ditawari posisi sebagai editor bidang
ilmu pengetahuan. Karena terlibat partai komunis, Koestler kehilangan
pekerjaannya di Berlin. Tahun 1937, Koestler dijebloskan ke penjara saat
berada di Hungaria dan divonis hukuman mati karena menjadi mata-mata
partai komunis. Tapi berkat bantuan Inggris, dia dibebaskan dan pindah
ke Inggris.
Pada
tahun 1938 Koestler keluar dari partai komunis dan pada tahun 1939 dia
menerbitkan novelnya yang pertama berjudul “The Gladiators”. Sejak saat
itu Koestler aktif menulis beberapa buku lagi diantaranya “Darkness at
Noon” (1940), membahas tentang komunis, Rubashov dan Bolsheviks yang
sukses secara komersil juga membuatnya terkenal. “Darkness at Noon” menjadi salah satu buku tentang politik yang paling banyak dibaca diabad ke 20.
Pada
tahun 1976 Arthur Koestler menulis buku berjudul “The Thirteenth
Tribe”. Buku itu menceritakan tentang bangsa Khazar yang memeluk agama
Yahudi pada abad ke 8. Menurut hipotesa Koestler, sebagian besar orang
Yahudi saat ini bukan keturunan Jacob (Israel) tetapi keturunan bangsa
Khazar yang migrasi ke Eropa timur pada abad 12 dan 13 setelah kerajaan
Khazaria runtuh. Bangsa Khazar inilah yang dijuluki suku ke 13 Yahudi
oleh Koestler dan menurut Koestler sebagian besar Askhenazim adalah
keturunan Khazar bukan Bani Israel.
Buku
itu menuai kontroversi dan kecaman terutama dari komunitas Yahudi
sendiri dan menganggap buku “The Thirteenth Tribe” itu sebagai hoax
(kebohongan). Bahkan
buku ini sempat sangat sulit dicari, seolah menghilang dari peredaran
selama beberapa tahun. Padahal niat Koestler menulis buku itu untuk
menghapus sentimen anti Semit yang ditujukan pada Yahudi karena bangsa
Yahudi berasal dari keturunan bangsa Semit. Kata Semit berasal dari nama
Shem anak kedua nabi Nuh disamping Japehth dan Ham. Shem adalah
leluhur beberapa bangsa di Timur Tengah termasuk bangsa Arab dan bangsa
Ibrani (Yahudi).
Pada
tahun 1983, Koestler ditemukan tewas bersama istrinya. Menurut
investigasi, Koestler dan istrinya bunuh diri karena ditemukan surat
pribadi Koestler yang menyatakan keinginan mereka untuk mengakhiri
hidupnya. Koestler bunuh diri karena tidak tahan dengan penyakit
Parkinson dan beberapa penyakit fatal yang dideritanya sementara
istrinya bunuh diri karena setia pada Koestler. Walau sudah meninggal
tapi hingga saat ini buku “The Thirteenth Tribe” masih menuai pro dan
kontra dan menjadi buku Koestler yang paling kontroversial.
Sekilas Tentang Buku The Thirteenth Tribe
Koestler memulai bab pertama dalam bukunya dengan kalimat “In Khazaria, sheep, honey, and Jews exist in large quantities.”
Kalimat itu berasal dari perkataan Al Muqaddasi seorang ahli geografi
Muslim yang pernah singgah di Khazaria pada abad ke 10. Tak hanya
catatan Al Muqaddasi, Buku karya para ahli sejarah seperti Abraham
Poliak, Michale Norton Dunlop, Raphael Patai juga catatan Ahmad Ibnu
Fadlan utusan khalifah Al Muqtadir yang mengembara dari Bagdad ke
Bulgaria pada tahun 921, menjadi sumber referensi Koestler saat menulis
buku ini.
Ada
beberapa hal menarik yang ditulis Koestler dalam bukunya itu misalnya
tentang surat menyurat antara Hasdai Ibnu Shaprut seorang Yahudi asal
Spanyol yang menjadi mentri kerajaan Umayah dizaman khalifah Abdulrahman
III (912-961) dengan Raja Joseph Ben Aaron, raja Khazaria. Isi surat
antara Hasdai dan Raja Yoseph itu menceritakan kegembiraan Hasdai saat
mendengar ada kerajaan besar di Eropa Timur yang Raja dan penduduknya
mayoritas beragama Yahudi.
Pada
saat itu Hasdai mengira bahwa bangsa Khazar adalah salah satu dari 10
suku bangsa Israel yang hilang. Tapi jawaban dari Raja Joseph ternyata
mengatakan bahwa mereka bukan keturunan dari Abraham (nabi Ibrahim) tapi
dari Togarma,
anak ke 3 Gomer atau cucu dari Japheth (salah satu anak nabi Nuh).
Dalam literatur Yahudi Togarma dikenal sebagainya moyangnya bangsa
Turki. Togarma punya 10 anak yaitu 1. Ujur 2. Tauris 3. Avar 4. Uauz 5.
Bizal 6. Tarna 7. Khazar 8. Janur 9. Bulgar 10. Sawir, dan bangsa Khazar
adalah keturunan anak ke 7 Togarma.
Kerajaan
Khazar diperkirakan berdiri sekitar tahun 630. Setelah melewati
beberapa generasi, pada masa pemerintahan Raja Bulan (tahun 740) bangsa
Khazar memeluk agama Yahudi. Sebelumnya Raja Bulan ditawari untuk
memilih agama Islam atau Kristen karena Khazaria diapit oleh dua
kerajaan Besar Islam (Abasiyah) dan Kristen (Byzantium). Setelah
berdiskusi dengan para ahli ketiga agama itu, akhirnya Raja Bulan
memilih Yahudi sebagai agama resmi kerajaan Khazar.
Peta Khazaria zaman dulu fotofreewebs.com
Selain
surat menyurat antara Hasdai Ibnu Shaprut dan Raja Joseph Ben Aaron,
Koestler juga membahas tentang karakteristik bangsa Khazar yang
merupakan campuran bangsa Eropa dan Asia. Sebagian besar berkulit putih,
tinggi, rambut pirang atau merah, mata kecil (sipit) dan berwarna biru.
Kata Khazar sendiri berasal dari bahasa Turki yang artinya pengembara
atau nomad. Bangsa Khazar termasuk bangsa yang kuat, tangguh, suka
berperang dan ditakuti oleh bangsa-bangsa lain disekitarnya.
Tak
lama setelah nabi Muhammad meninggal terjadi perang antara bangsa Arab
dan bangsa Khazar yaitu pada tahun 642 dan tahun 652. Tapi kedua perang
itu dimenangkan oleh bangsa Khazar bahkan pada peperangan yang kedua
bangsa Arab menderita kekalahan yang telak konon 4000 prajuritnya tewas
termasuk pemimpinya, Abdal Rahman Ibnu Rabiah.
Pada
tahun 722-737 dimasa pemerintahan Khalifah Marwan II terjadi lagi
peperangan antara bangsa Arab dan bangsa Khazar yang dipimpin oleh
Jendral Maslamah Ibnu Abdul Malik. Perang kali ini dimenangkan oleh
bangsa Arab dan Khalifah Marwan saat itu menawarkan raja Khazar untuk
masuk Islam. Tapi karena posisi kerajaannya diapit oleh dua kekuatan
besar Islam dan Kristen, raja Khazar saat itu tidak bisa memilih salah
satu dari kedua agama itu. Kebetulan di Khazaria saat itu ada komunitas
kecil bangsa Yahudi. Setelah diskusi dengan ketiga pemuka agama
tersebut, tahun 740 raja Khazar memutuskan untuk memilih agama Yahudi.
Ada
kemungkinan raja Khazar memilih agama Yahudi untuk menjaga netralitas
dan taktik politik karena posisinya yang terjepit diantara dua kekuatan
besar Kristen dan Islam. Pada tahun 740 diperkirakan jumlah penduduk
Khazar saat itu 1,4 juta dan bangsa Yahudi sekitar 50.000 orang. Inilah
salah satu jawaban kenapa tiba-tiba bangsa Yahudi yang jumlahnya sangat
sedikit, tiba-tiba jumlahnya mencapai jutaan saat perang dunia kedua
karena mereka sudah bercampur dengan bangsa Khazar.
Ilustrasi bangsa Viking dengan 2 tanduk dikepala dan senjata khasnya, kapak foto wallpaperup.com
Koestler
juga menceritakan beberapa orang yang pernah mengembara hingga ke
Khazaria misalnya utusan kaisar Romawi Priscus, Al Masudi, Rabbi
Petachia, Ahmad Ibn Fadlan, dll. Tapi yang paling menarik adalah kisah
perjalanan Ahmad Ibnu Fadlan (Juni 921-Mei 922) yang mendapat porsi
lebih banyak dibukunya dibanding yang lain. Pada saat itu bangsa Bulgar
mengirim surat pada Khalifah untuk meminta diajarkan Islam dan membangun
dinding penghalang antara bangsa Khazar dan bangsa Bulgar karena bangsa
Khazar sering membuat onar dan menganggu bangsa Bulgar. Lalu Khalifah
mengutus Ahmad Ibnu Fadlan untuk mengajarkan Islam dan melindungi Bangsa
Bulgar dari serangan bangsa Khazar.
Catatan
perjalanan Ahmad Ibnu Fadlan ini menarik untuk disimak karena mirip
kisah Zulqarnayn dan Ya’juj Ma’juj. Ahmad Ibnu Fadlan menceritakan bahwa
dia pernah bertemu dengan suku bangsa yang bahasanya sulit dimengerti
bagaikan katak sedang bicara. Bertemu bangsa Viking yang memakai hiasan
dua tanduk dikepalanya dan menyaksikan penguburan raja Viking lengkap
dengan kapalnya.
Ibnu
Fadlan juga mengisahkan bagaimana dia mengajarkan Islam pada bangsa
Bulgar dan bangsa-bangsa disekitarnya. Ada kisah lucu ketika salah satu
bangsa bertanya padanya, “Bagaimana caranya masuk Islam?” Ibnu Fadlan
menjawab, cukup mengucapkan” Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad utusan Allah!” Jawaban Ibnu Fadlan itu disambut tertawa bangsa itu, mereka menjawab,“Jika semudah itu kami akan melakukannya!”.
Diceritakan juga bahwa raja Khazar saat itu yang disebut Great Kagan,
punya 25 istri dan 83 selir dan berbagai kisah lainnya. Pada saat Ibnu
Fadlan singgah di Khazaria, Raja dan seluruh penduduknya sudah menganut
agama Yahudi.
Sementara
itu disisi lain Bangsa Viking yang berasal dari Scandinavia yang juga
dikenal dengan sebutan bangsa “Rhos” atau “Varangians”, semakin lama
semakin kuat dan terus menerus memperluas wilayah kekuasaanya. Pada
tahun 833 Kagan Khazar mengirim utusan ke kaisar Roma, Theohilus untuk
minta bantuan membangun benteng disekitar kerajaan Khazaria untuk
menahan serangan bangsa Viking. Benteng itu terkenal dengan sebutan
Sarkel dan menjadi peninggalan sejarah bangsa Khazar.
Sarkel foto Khazaria.com
Saat
Sarkel dibangun, bangsa Viking terus berperang menaklukan wilayah baru
mulai dari Irlandia, Normandia, sebagian Paris dan Jerman hingga daerah
sekitar laut hitam dan laut Caspia. Setelah menyebrangi Baltic dan teluk
Finlandia mereka menemukan tempat untuk menetap di Novgorov. Setelah
menetap dan berkembang biak pada abad ke 10 nama Rhos berubah menjadi
Russia. Bangsa ini meniru cara bangsa Khazar dalam menamai Rajanya
karena mereka punya raja yang dinamai Kagan Rus.
Pada
tahun 965 kerajaan Rusia menyerang kerajaan Khazar dan bangsa Khazar
kalah dalam peperangan itu. Hancurlah kejayaan bangsa Khazar dan akibat
dari perang itu banyak bangsa Khazar bermigrasi ke Hungaria, Polandia,
Rusia dan negara Eropa lainnya.
Selain
banyak mengisahkan sejarah bangsa Khazar dan beberapa bangsa lain. Yang
paling menarik adalah, di buku Koestler ini menceritakan tentang
seorang Yahudi Khazar pada abad 12 bernama Solomon Ben Duji yang
didukung oleh anaknya Menahem ben Solomon, Mereka mengirim surat pada
seluruh bangsa Yahudi disekitarnya yang menyatakan bahwa saatnya telah
tiba. Tuhan akan membimbing Israel untuk menuju Jerusalem. Menahem
merubah namanya jadi David Alroy, selain berambisi untuk menggiring
bangsa Yahudi kembali ke Jerusalem, David dikenal memiliki kemampuan
supranatural. Dia mulai mengumpulkan pasukan untuk menyerbu tanah suci
Jerusalem.
Tapi sebagian rabbi tidak setuju dengan David. Suatu
malam David Alroy diracuni oleh mertuanya sendiri. Tapi gerakan yang
diprakarsai David ternyata tidak musnah. Ketika Benyamin Tulledo
berkelana ke Persia 20 tahun kemudian, kisah David Alroy ini sering
diceritakan dikalangan Yahudi konon symbol bintang yang menjadi symbol bendera Israel saat ini adalah tanda untuk menghormati David Alroy.
Koestler mengakhiri bukunya dengan kalimat (*terjemahan), “Saya
sadar buku ini bisa menimbukan salah interpretasi dan dianggap menolak
keberadaan negara Israel. Negara Israel berdiri bukan berdasarkan
perjanjian antara Tuhan dan Abraham atau asal usul bangsa Yahudi, tapi
berdasarkan keputusan sah Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1947
tentang pembagian wilayah Palestina. Apakah kromosom rakyatnya
mengandung gen dari Khazar atau Semit, asal Romawi atau Spanyol, hal
itu sudah tidak relevan dan tidak dapat mempengaruhi hak Israel untuk
eksis. Keberadaan Israel sudah tidak bisa diganggu gugat, kecuali dengan
Genocide!”
Itulah
sebagian kisah yang tertulis dalam buku “The Thirteenth Tribe” karya
Arthur Koestler. Untuk membaca buku lengkapnya silahkan klik link ini atau lihat ringkasan ceritanya dari video dibawah ini.